Masih Merindukan Aji
...Westlife - Flying Without Wings...
...So, impossible as they may seem...
...You've got to fight for every dream...
...'Cause who's to know...
...Which one you let go...
...Would have made you complete...
...Well, for me it's waking up beside you...
...To watch the sunrise on your face...
...To know that I can say, "I love you"...
...In any given time or place...
Ibunya heran dengan kelakuan Pretty pagi ini. Sudah berapa hari ini, Pretty yang biasanya bawel, mendadak menjadi pendiam. Tersenyum ke ibunya saja, terasa hambar. Seperti sebuah kewajiban saja.
"Pretty," ujar Mommy, yang ke depannya kita panggil Lidya. Nama depan ibu Pretty adalah Lidya.
Pretty menoleh dengan ogah-ogahan. Senyum seadanya. "Yes, Mom,"
"What happen to you, Darling? Please, tell me, I'm your real mother. I am going to help you as hard as I can."
"I'm okay. I only have the things I have to do, and it's a little more than usual. That's it." jawab Pretty tersenyum.
"Really? Because I don't think so, Darling. Tell me, please. I guess, you are having a love problem. It's not your habit to listen to the love song in this kind of hour." ucap Lidya yang masih tidak percaya.
Pagi ini, jam masih menunjukkan pukul lima lebih dua puluh empat.
"Mom, sudahlah. I promise I am going to tell it later. Now I have to go very early. I've got to have a quiz, Mom. Sorry." ujar Pretty tersenyum, lalu berjalan ke dalam ke kamar mandi.
"Okay, up to you. But, if you want, I will always be for you, Darling. That's the meaning of the of family." kata Lidya yang lalu melanjutkan senam paginya.
"Mom, please, don't turning off the radio!" seru Pretty dari dalam kamar mandi.
Lidya hanya tersenyum dan melanjutkan senam pagi, aktivitasnya tiap pagi. Betapa bisingnya pagi ini. Ada suara televisi yang memutar DVD Senam Poco-Poco. Ada pula suara lantunan lagu "Flying Without Wings" dari Westlife. Belum lagi, ditambah dengan aktivitas dari arah dapur. Lani, si satpam, juga membuat keributan dengan suara keran dan steam portable mobil.
Dari dalam kamar mandi, Pretty mandi sembari menyanyikan lagu Westlife tersebut. Pretty menyanyikan lagu tersebut dengan penuh penghayatan--yang sembari mengenang Aji. Setiap membayangkan wajah Aji, Pretty menangis sesenggukan. Pretty merindukan Aji seolah-olah Pretty adalah istri yang sudah dinikahi Aji untuk waktu yang cukup lama. Air mata Pretty bercampur dengan guyuran air dari shower.
"Honey, what's going on?" tanya Hendry, suami dari Lidya, menunjuk ke arah kamar mandi.
"I don't know. She don't want to tell. But, I guess, she's falling in love with any men. That's very normal for our girl to fall in love." jawab Lidya.
"Oh, love,....." Hendry tertawa terbahak-bahak. "Anyway, I've never heard of she having a crush on the opposite ***. Thankfully, Pretty fell in love too eventually. The guy is a luckiest man of the world, because he can make she fall in love with him."
"Like the moments we was falling in love each other in that time. How sweet the moments is." ucap Lidya yang mencium pipi Hendry.
"Oh, Honey," Hendry tersipu malu.
"I'm very curious about the guy she has a crush on." kata Lidya tersenyum.
Terima kasih yang sudah membaca PETUALANGAN AJI DI MASA DEPAN. Jangan lupa like, vote, dan share-nya. Jangan lupa juga ide-idenya untuk pengembangan ceritanya. Bagaimanapun Author juga manusia biasa, yang tak luput dari kesalahan. Hehe.
Updated 102 Episodes
Yahya
saran kalo bisa yang ada bahasa inggris atau bahasa jawa diartikan aja thor
2022-01-11
1