Shania terperanjat. Gadis itu kaget saat mengetahui penghuni baru dari apartemen di sebelahnya. Penghuni barunya itu seorang gadis asal kota Seoul, Korea Selatan. Tak sekadar dari Korea Selatan, gadis ini idola Shania. Shania lumayan sering menonton kanal Youtube gadis tersebut, yang seorang beauty vlogger. Oh iya, kenalkan, nama gadis itu Lee Sarang-i, atau para subscriber Youtube-nya biasa memanggilnya Sarang (atau sebagian subscriber lainnya memanggilnya Love).
Bertambah kaget juga saat Shania diberikan ijin untuk memasuki apartemen Sarang yang tak jauh berbeda dari apartemen Shania. Ah, rasanya Shania sudah siap unjuk gigi ke Sarang seperti memamerkan kemampuan berbahasa Korea atau kemampuan merias wajah. Tadi Shania malah dengan bodohnya menggunakan bahasa Inggris. Kali ini Shania ingin memamerkan kemampuan berbahasa Korea yang ia miliki.
Dengan kerepotan Shania mengetuk pintu. Shania tengah membawa sepanci kare khas India yang ia pelajari dari ibu kandungnya (kare India adalah menu yang sangat Shania kuasai). Shania menunggu dengan sabar di luar apartemen Sarang.
"Iya, siapa? Sebentar." ujar Sarang membalas dengan bahasa Inggris dari arah dalam apartemen.
Sarang lalu membuka pintu. "Oh, tetangga baru."
"Annyeong, Sarang, apa kabar? Aku Shania. Bolehkah aku masuk?" sapa Shania yang sudah sok kenal, sok dekat. Oh iya, Shania sebetulnya membalas kata-kata Sarang dengan bahasa Korea. Untuk mempermudah para pembaca, dialog diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
"Annyeong. Wah, repot- repot amat. Terima kasih, Shania. Mari, masuk." Sarang lalu mengambil panci itu dari tangan Shania. "Omo, ini apa? Kare? Wah, kamu pasti sering menonton vlog aku. Aku suka sekali makan kare."
Shania pura-pura terkejut mendengar informasi tersebut. "Wah, yang benar?"
Panci berisi kare itu diletakkan Sarang ke atas meja di samping televisi plasma 21 inch. Sarang memperhatikan Shania lagi dan berkata, "Ini, kamu sendiri yang membuatnya?"
"Iya, tapi belum sejago kamu." ucap Shania memerah wajahnya. "Yang aku lihat-lihat dari kanal kamu, kamu teramat jago membuat kare. Seperti seorang koki saja. Aku malah ingin belajar membuat kare dari seorang Lee Sarang-i."
"Sebentar." Sarang tersenyum nan tersipu malu. Padahal yang Shania tidak tahu, sebelum kamera dinyalakan, Sarang harus melakukan percobaan sebanyak puluhan kali. Yang diunggah ke Youtube juga sudah disunting. Sarang sendiri merasa tak berbakat memasak. Sarang memamerkan kemampuan memasak demi memenuhi tantangan dari seorang subscriber.
Sarang lalu tergesa-gesa menuju dapur untuk mengambil perlengkapan makan seperti mangkok kecil dan sumpit. Sekembalinya ke ruang tengah, Sarang mencedok kare itu ke dalam mangkuk kecil. Dengan menggunakan sumpit, Sarang mencicipi kare buatan Shania. Dengan tersenyum lebar, Sarang berkata, "Wah, enak sekali. Kare terenak yang pernah aku cicipi. Kapan-kapan mau, kan, tampil di vlog aku."
"Benarkah?" Shania sangat antusias. Kapan lagi coba bisa eksis di vlog seseorang dengan subscriber sudah di atas satu juta dan hanya untuk memamerkan kemampuan membuat kare. Sarang pasti bercanda. Shania ingin sekali menyuruh Sarang mencubit tangannya.
"Omo, omo,... Shania, kamu kuliah?" tanya Sarang sembari masih mencicipi kare buatan Shania.
Shania mengangguk, tersenyum lebar.
Terima kasih yang sudah membaca PETUALANGAN AJI DI MASA DEPAN. Jangan lupa like, vote, dan share-nya. Jangan lupa juga ide-idenya untuk pengembangan ceritanya. Bagaimanapun Author juga manusia biasa, yang tak luput dari kesalahan. Hehe.
Oh iya, silahkan mengontak Tory Tatsumaki yang membutuhkan jasa pembuatan logo atau desain ke nomor 085746143394.